Senin, 30 Januari 2017

Sistem Politik Dalam Islam


MAKALAH AGAMA
“ SISTEM POLITIK DALAM ISLAM”



KELOMPOK 3
MUH. FADHIL ASHARI            ( 412 15 029 )
BAGUS SETIAWAN                   ( 412 15 048 )
1B D4 JASA KONSTRUKSI




PROGRAM STUDI D4 JASA KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2016


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kebudayaan merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide yang terdapat dalam fikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari –hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Masyarakat di luar bangsa Arab yang menerima Islam, pada umumnya telah hidup dalam suatu sistem budaya yang telah berkembang melebihi perkembangan sistem budaya bangsa Arab pada masa turunnya Islam. Dengan demikian Islam menghadapi unsur-unsur budaya baru yang berbeda dengan unsur-unsur budaya bangsa Arab yang pernah dihadapinya. Islam adalah agama fitrah yang berdasarkan potensi dasar manusiawi dengan landasan petunjuk Allah. Pendidikan Islam berarti menumbuhkan dan mengembangkan potensi fitrah tersebut dan mewujudkannya dalam sistem budaya manusiawi yang Islami. Adapun budaya manusia yang telah berkembang yang  menyimpang dari potensi dari ditrah manusiawi dan bertentangan dengan prinsip-prindsip budaya Isalm , Islam menolaknya dan menggantinya dengan budaya baru yang Islami.
Pada masa pertumbuhan kebudayaan Islam terjadi perselisihan antara prinsip-prinsip budaya Islam dengan budaya manusiawi yang telah berkembang.perselisihan tersebut terjadi dalam perbedaan-perbedaan pemikiran dan pandangan yang menimbulkan sikap kebijaksanaan yang berbeda-beda pula dalam menghadapi masalah-masalah baru. Bentuk konkritnya adalah timbulnya berbagai aliran dan mazhab dalam aspek budaya Islam.
B.     Rumusan Masalah
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.      Menjelaskan pengertian sistem politik islam.
2.      Menjelaskan mazhab (aliran-aliran) politik dalam islam.
3.      Bersikap komprehensif dalam kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan.
4.      Menjelaskan garis-garis besar bahasan sistem politik islam.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Politik Islam
Umat islam berbeda pendapat tentang kedudukan politik dalam syariat islam. Pendapat pertama menyatakan bahwa islam adalah agama yang serba lengkap. Di dalamnya terdapat antara lain ketatanegaraan atau politik. Dalam bahasa lain, sistem politik atau disebut juga fiqih siasah merupakan bagian integral dari ajaran islam, lebih jauh kelompok berpendapat bahawa sistem ketatanegaraan yang harus diteladani adalah sistem yang harus diteladdani oleh Nabi Muhammad saw. Dan oleh para khulafa al-Rasyidin yaitu sistem khalifah.
Kedua,kelompok yang berpendirian bahwa islam adalah agama dalam pengertian barat. Artinya agama tidak ada hubungannya dengan urusan kenegaraan. Menurut aliran ini Nabi Muhammad hanyalah seorang Rasul, seperti rasul-rasul yang lain bertugas menyampaikan risalah tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak bertugasuntuk mendirikan atau memimpin suatu negara.
Aliran ketiga menolak bahwa islam adalah agama yang serba lengkap yang terdapat didalamnya segala sistem kehidupan termasuk sistem ketatanegaraan, tetapi juga menolak pendapat bahwa islam sebagaimana pendapat barat yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Aliran ini berpendirian bahwa dalam islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.

B.     Prinsip Dasar Politik Islam
Prinsip-prinsip dasar politik islam tercantum dalam QS Al-Nisa (4) : 58-59 beberapa prinsip pokok tersebut adalah :
1.      Prinsip menunaikan amanat
Prinsip ini mengandung kewajiban setiap orang yang beriman agar menunaikan amanat yang menjadi tanggung jawabnya, baik amanat itu dari Tuhan atau pun amanat dari sesama manusia.
2.      Prinsip keadilan
Prinsip keadilan ini tidak hanya dituntut terhadap kelompok, golongan tertentu atau umat islam saja, tetapi mencakup seluruh umat manusia bahkan seluruh mahluk yang ada di alam ini.


3.      Prinsip ketaatan kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri
Ungkapan ulil amri merupakan frase nominal yang terdiri dari dua kata: ulu dan al-amr. Ulu bearti pemilik, al-amr bearti perintah, tuntutan melakukan sesuatu, keadaan atau urusan.
4.      Prinsip merujuk kepada Allah dan Rasul jika terjadi perselisihan
Prinsip ini menekankan agar perselisihan yang terjadi di antara manusia diselesaikan dengan berpedoman kepada Al-Quran dan Sunnah.
Adapun secara umum, prinsip politik dalam islam adalah sebagai berikut:
1.      Musyawarah
Asas musyawarah yang paling utamaadldah berkenaan dengan pemilihan ketua negara dan oarang-oarang yang akan menjawat tugas-tugas utama dalam pentadbiran ummah. Asas musyawarah yang kedua adalah berkenaan dengan penentuan jalan dan cara pelaksanaan undang-undang yang telah dimaktubkan di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Asas musyawarah yang seterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan bagi menetukan perkara-perkarabaru yang timbul di dalangan ummah melalui proses ijtihad.
2.       Keadilan
Prinsip ini adalah berkaitan dengan keadilan sosial yang dijamin oleh sistem sosial dan sistem ekonomi Islam. Dalam pelaksanaannya yang luas, prinsip keadilan yang terkandung dalam sistem politikIslam meliputi dan merangkumi segala jenis perhubungan yang berlaku dalam kehidupan manusia, termasuk keadilan di antara rakyat dan pemerintah, di antaradua pihak yang bersengketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangan suami isteri dan di antara ibu bapak dan anak-anaknya.kewajiban berlaku adil dan menjauhi perbuatan zalim adalah di antara asas utama dalam sistem sosial Islam,maka menjadi peranan utama sistem politik Islam untuk memelihara asas tersebut.Pemeliharaan terhadap keadilan merupakan prinsip nilai-nilai sosial yang utamakerana dengannya dapat dikukuhkan kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
3.      Kebebasan
Kebebasan yang diipelihara olehsistem politik Islam ialah kebebasan yang berterskan kepada makruf dankebajikan. Menegakkan prinsip kebebasan yang sebenaradalah tujuan terpentingbagi sistem politik dan pemerintahan Islam serta menjadi asas-asas utama bagiundang-undang perlembagaan negara Islam.
4.      Persamaan
Persamaan di sini terdiri daripadapersamaan dalam mendapatkan dan menuntut hak, persamaan dalam memikultanggungjawab menurut peringkat-peringkat yang ditetapkan oleh undang-undangperlembagaan dan persamaan berada di bawah kuatkuasa undang-undang.
5.      Hak menghisab pihak pemerintah
Hak rakyat untuk menghisab pihak pemerintah dan hak mendapat penjelasan terhadap tindak tanduknya. Prinsip ini berdasarkan kepada kewajipan pihak pemerintah untuk melakukan musyawarah dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan dan pentadbiran negara dan ummah. Hak rakyat untuk disyurakan adalah berarti kewajiban setiap anggota dalam masyarakat untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan kemungkaran. Dalam pengertian yang luas, ini juga bererti bahwa rakyat berhak untuk mengawasi dan menghisab tindak tanduk dan keputusan-keputusan pihak pemerintah.

C.     Nilai – nilai Dasar Sistem Politik Dalam Al-Qur’an
Al-qur’an merupakan sumber ajaran utama dan pertama agama islam mengandung ajaran tentang nilai – nilai dasar yang harus di aplikasikan dalam pengembangan sistem politik islam. Nilai –nilai dasar tersebut adalah :
1.      Keharusam mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Al Mu’min:52).
2.      Keharusan menyelesaikan masalah ijtihadnya dengan damai (Al Syura:38 dan Ali Imran:159)
3.      Ketetapan menunaikan amanat dan melaksanakan hukum secara adil (Al Nisa:58)
4.      Kewajiban menaati Allah dan Rosulullah serta ulil amr (Al Nisa:59)
5.      Kewajiban mendamaikan konflik dalam masyarakat islam (Al Hujarat:9)
6.      Kewajiban mempertahankan kedaulatan negara dan larangan agresi (Al Baqarah:190)
7.      Kewajiban mementingkan perdamain dari pada permusuhan (Al Anfal:61)
8.      Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam pertahanan dan keamanan (Al Anfal:60)
9.      Keharusan menepati janji (An Nahl:91)
10.  Keharusan mengutamakan perdamaian diantara bangsa-bangsa (Al Hujarat:13)
11.  Keharusan peredaran harta keseluruh masyarakat (Al Hasyr:7)
12.  Keharusan mengikuti pelaksanaan hukum

D.    Ruang Lingkup Pembahasan Siasah
Pada garis besarnya, obyek pembahasan sistem politik islam meliputi
1.      Siasah “dusturiyyah” atau dalam fikih modern disebut hukum tata negara
2.      Siasah “dauliyyah” atau biasa disebut hukum internasional dalam islam
3.      Siasah “maaaliyyah” yaitu hukum yang mengatur tentang pemasukan, pengelolaan, dan pengeluaran uang milik negara
Siasah “dusturiyyah” secara global membahas hubungan pemimpin dengan rakyatnya, yang meliputi :
1.      Persoalan imamah, hak dan kewajiban
2.      Persoalan rakyat, status, hak , dan kewajibannya
3.      Persoalan “bai’at
4.      Persoalan “waliyyul ‘ahdi
5.      Persoalan perwakilan
6.      Persoalan “ahl al-halli wa al- ‘aqdi
7.      wizarah” dan pembagiannya.
Dalam ajaran islam, siasah dauliyah (hubungan internasional) dalam islam bedasar pada :
1.        Kesatuan umat manusia
2.        Keadilan (al-‘adalah)
3.        Persamaan
4.        Kehormatan manusisa
5.        Toleransi
6.        Kerjasama kemanusiaan
7.        Kebebasan, kemerdekaan
a.       Kebebasan berfikir
b.      Kebebasan beragama
c.       Kebebasan menyatakan pendapat
d.      Kebebasan menuntut ilmu
e.       Kebebasan memiliki harta benda
8.        Perilaku moral yang baik.
Pembahasan siasah dauliyah dalam islam berorientasi pada permasalahan berikut :
1.      Damai adalah asas hubungan internasional. Dengan demikian, perang tidak dilakukan kecuali dalam keadaan darurat. Sesuai dengan persyaratan darurat, perang hanya dilakukan sesuai dengan keperluan kolektif. Orang yang tidak ikut berperang tidak boleh diperlakukan sebagai musuh. Segera hentikan perang apabila salah satu pihak cenderung kepada damai.
2.      Memperlakukan tawanan perang secara manusiawi.
3.      Kewajiban suatu negara terhadap negara lain.
4.      Perjanjian-perjanjian internasional. Syarat mengikuti perjanjian adalah. 1) yang melakukan perjanjian memiliki kewenangan ; 2) kerelaan; 3) isi perjanjian dan obyekya tidak dilarang oleh agama islam; 4) perjajian penting harus ditulis; 5) saing memberi dan menerima.
5.      Perjanjian ada yang selamanya (mu’abbad) dan sementara (muaqqat).
6.      Perjanjian terbuka dan tertutup.
7.      Menaati perjanjian.
Secara khusus siasah dauliyyah membahas hubungan internasional dalam kondisi perang yang berkisar pada persoalan berikut :
1.      Sebab-sebab terjadinya perang
a.       Perang dalam islam untuk mempertahankan diri.
b.      Perang dalam rangka dakwah.
2.      Aturan perang dalam siasah “dauliyyah
a.       Dilarang membunuh anak-anak dan wanita
b.      Dilarang membunuh orang yang sudah tua apabila ia tidak ikut perang.
c.       Tidak merusak pepohonan.
d.      Tidak merusak binatang ternak.
e.       Dilarang menghancurkan rumah ibadah semua agama.
f.       Dilarang membunuh para ulama termasuk para tokoh agama.
g.      Bersikap sabar, ikhlas, dan berani dalam melakukan peperangan.
h.      Tidak melampui batas.
Yang menjadi pembahasan dalam “siasah maaliyyah” adalah sekitar :
1.      Prinsip-prinsip kepemilikan harta
2.      Tanggunng jawab sosial yang kokoh terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat dan sebaliknya.
3.      Zakat; zakat hasil bumi, emas perak, ternak dan zakat fitrah.
4.      Harta karun.
5.      kharaj” (pajak)
6.      Harta peninggalan dari orang yang tidak meninggalkan ahli waris.
7.      jizyah
8.      Ghanimah” dan “fa’i
9.      Bea cukai barang import
10.  Eksploitasi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.
















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Islam sebagai agama yang mencakup persoalan spiritual dan politik telah memberikan kontribusi yang cukupsignifikan terhadap kehidupan politik Indonesia. Pertama ditandai dengan munculnya partai-partai yang berasaskan Islam serta partai nasionalis yang berbasis umat islam. Kedua ditandai dengan sikap pro aktifnya tokoh-tokoh politik islam dan umat islam terhadap keutuhan negara, negara kesatuan Republik Indonesia sejak proses kemerdekaan, masa-masa mempertahankan kemerdekaan, masa pembangunan hingga sekarang masa reformasi.
Islam telah menyumbang banyak pada Indonesia. Islam membentuk “civic culture” (budaya bernegara), “nasional solidarity”, ideologi jihad, dan kontrol sosial. Sumbangan besar islam berujung pada keutuhan negara dan terwujudnya persatuan dan kesatuan.

B.     Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan refrensi untuk para pembaca sekalian tentang bagaimana islam memandang suatu politik. Semoga dengan ini dapat menambah pengetahuan kita lebih banyak lagi tentang ajaran islam.



Share this

0 Comment to "Sistem Politik Dalam Islam"

Posting Komentar