Senin, 30 Januari 2017

Makalah Teknologi Bahan Konstruksi : Kaca


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kaca merupakan benda yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Kaca banyak sekali di gunakan dalam sifat-fatnya yang khas, yaitu transparan, tahan terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dan mampu menahan vacum. Tetapi kaca adalah bahan yang rapuh dan secara khas mempunyai kekuatan kompresi lebih tinggi dari kekuatan tariknya. Salah satu rujukan yang paling tua mengenai bahan ini di buat oleh plini, yang menceritakan bagaimana pedagang-pedagang Phonesia purba menemukan kaca tatkala memasak makanan. Periuk yang digunakan secara tidak sengaja diletakan di atas massa trona di suatu pantai, penyatuan yang terjadi antara pasir dan alkali menarik perhatian dan orang kemudian berusaha menirunya.
Sejak tahun 6000 atau 5000 sebelum Masehi, orang Mesir telah membuat permata tiruan dari kaca dengan ketrampilan yang halus dan keindahan yang mengesankan. Kaca jendela sudah mulai disebut-sebut sejak tahun 290. Ibnu Firnas dikenal sebagai ilmuwan pertama yang memproduksi kaca dari pasir dan batu-batuan.  Pada abad ke-8 M, ahli kimia itu secara mengejutkan telah menjelaskan tak kurang dari 58 resep orisinil untuk memproduksi gelas atau kaca berwarna. Rumus pembuatan kaca berwarna itu dituliskannya dalam dua kitab yang dituliskannya selama hidup. Dalam Kitab al-Durra al-Maknuna atau The Book of the Hidden Pearl dan 12 resep atau rumus pembuatan kaca atau gelas lainnya dipaparkan Ibnu Hayyan dalam Kitab Al-Marrakishi.
Silinder kaca jendela tiup ditemukan oleh para pendeta pada abad ke-12. Dalam abad tengah, Venesia memegang monopoli sebagai pusat industi kaca. Di Jerman dan inggris, kaca baru mulai dibuat pada abad ke-16. Secara keseluruhan sebelum tahun 1900, industri ini merupakan seni yang dilengkapi oleh rumus-rumus rahasia yang dijaga ketat.
Pada tahun 1914, di Belgia di kembangkan proses fourcault yang menarik kaca plat secara kontinyu.  Selama 50 tahun berikutnya, para insinyur dan ilmuwan telah berhasil berbagai modifikasi terhadap proses penarikan kaca dengan tujuan untuk memperkecil distorsi optik kaca lembaran (kaca jendela) dan menurunkan biaya pembuatan kaca lembaran gosok dan poles.
Dari segi fisika kaca adalah zat cair yang sangat dingin dan tidak mempunyai titik cair tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi sehingga tidak megalami kristalisasi. Hal ini terjadi karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan dan pendinginan (cooling) terjadi sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara teratur.
Sedangkan dari segi kimia, kaca adalah gabungan berbagai oksida anorganik yang tak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya sehingga menghasilkan produk yang mengahasilkan struktur atom yang acak. Kaca adalah pruduk yang mengalami vitrifikasi sempurna, atau setidak-tidaknya produk yang mengandung amat sedikit bahan nonvitreo dalam keadaan suspensi.
Kaca atau gelas merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya di hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang secara kimia sama dengan kuarsa. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah defenisi dari kaca?
2.      Bagaimanakah proses pembuatan kaca?
3.      Bagaimanakah penggunaan kaca dalam kehidupan sehari-hari?
4.      Apakah manfaat dan kerugian dari penggunaan kaca pada konstruksi bangunan?
C.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui defenisi dari kaca
2.      Untuk mengetahui cara atau proses pembuatan kaca
3.      Untuk mengetahui penggunaan kaca dalam kehidupan sehari-hari
4.      Untuk mengetahui manfaat maupun kerugian dari penggunaan kaca pada konstruksi bangunan

D.      Manfaat
1.      Dapat mengetahui defenisi dari kaca
2.      Dapat mengetahui proses pembuatan kaca
3.      Dapat mengetaui penggunaan kaca pada kehidupan sehari-hari
4.      Dapat mengetahui manfaat maupun kerugian dari penggunaan kaca pada konstruki bangunan.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Defenisi
Menurut Adams dan Williamson, kaca adalah material amorf yang pada suhu biasa mempunyai bentuk yang keras, tetapi apabila dipanaskan, lama kelamaan akan menjadi lunak, sesuai dengan suhu yang meningkat dan akhirnya menjadi kental hingga mencapai keadaan cair. Selama proses pendinginan terjadi proses yang berkebalikan dengan proses peleburan kaca. Kaca atau gelas merupakan bahan pecah belah, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal didinginkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup waktu untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk. Kaca atau gelas termasuk kelompok vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks.
Senyawa tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan yang lewat dingin. Kaca atau gelas ialah produk yang amorf dan bening dengan kekerasan dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh. Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca atau adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Walupun terdapat ribuan macam formulasi kaca yang di kembangkan dalam 30 tahun terakhir namum perlu di catat bahwa pasir kaca, gamping, silika, dan soda masih merupakan bahan baku dari 90 persen dari seluruh kaca yang di produksi di dunia. Kaca dibuat dari campuran 75% silikon dioksida (SiO2), Na2O, CaO, dan beberapa zat tambahan. Suhu lelehnya adalah 2.000 derajat Celsius. Bahan-bahan pembuat kaca di antaranya adalah:
1.      Pasir (SiO2)
Pasir yang di gunakan haruslah kuarsa yang hampir  murni (99.1 – 99.7 %). Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu, silicon (IV) oksida memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom dalam struktur raksasa. Maka, silicon (IV) oksida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, yaitu 1710oC. Dalam silicon (IV) oksida, setiap atom silikon diikat secara kovalen kepada 4 atom oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara tidak terhingga dengan setiap atom oksigen terikat kepada 2 atom silikon untuk membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian.
Sifat pasir ini adalah dapat tembus cahaya, sehingga lebih banyak digunakan untuk pembuatan alat-alat optik. Oleh karena itu lokasi pabrik kaca biasanya ditentukan oleh lokasi endapan pasir kaca, kandungan besinya tidak boleh melebihi 0,45 % untuk barang gelas pecah belah atau 0,015 % untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca pada umumnya. Ukuran partikel silika sand sangat berpengaruh pada temperatur di furnace. Jika ukuran partikel besar makamembutuhkan banyak waktu untuk melebur silika sand maka sebelumdiolah silika sand harus diayak sehingga didapat butiran partikel yang lebih halus.
Pasir ini berguna untuk membentuk cairan gelas yang sangat kental yang memiliki ketahanan terhadap perubahan temperatur yang mendadak. Pasir kuarsa ini terdapat di beberapa tempat di Indonesia, di antaranya: Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, pulau Bangka dan Belitung, pulau Jawa, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Papua.
2.      Dolomite ( CaO.MgO.H2O)
Dolomite merupakan variasi batu gamping yang mengandung <50% karbonat. Dolomite mempunyai struktur kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau manganodolomit dan berkomposisi MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit.
Dolomite ini biasanya berupa mineral tambang berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan. kekerasan 3,5 – 4, berifat pejal, berat jenis 2,8 – 2,9, berbutir halus-kasar, mudah menyerap air, mudah dihancurkan. Penggunaan dolomite sangat penting karena dapat mempermudah peleburan (menurunkan temperatur peleburan) serta mempercepat proses pendinginan kaca. Pemanasan dolomite menghasilkan CaO dan MgO. Fungsi dari MgO adalah untuk menurunkan viskositas kaca pada temperatur tinggi.
3.      Soda Abu (Na2CO3) dan Soda (Na2O)
Soda ash (Na2CO3) digunakan karena kita memerlukan kaca yang bebas dari ion chlor dan sejenis (golongan halogen) sedangkan sumber natriumnya mayoritas berasal dari garam NaCl. Soda ash dipakai dalam kaca akanmembentuk oksida Na2O dan K2O dimana total Na2O dan K2O disebut R2O. Soda ash merupakan material yang memiliki sifat garam. Soda mengandung sodium atau natrium, yang merupakan golongan alkali, yang memiliki 1 ion +. Soda merupakan pereaksi kuat, sangat kuat bereaksi dengan ion lain. Sifat soda akan melembekkan material atau softening. Secara umum, penggunaan soda ash adalah mempercepat pembakaran, menurunkan titik lebur, mempermudah pembersihan gelembung dan mengoksidasi besi.
4.      Cullet
Cullet merupakan sisa-sisa dari pecahan kaca yang dapat digunakan sebagai bahan baku utama dari produksi kaca. Tujuan dari penggunaan cullet ini adalah mengurangi bahan utama lainnya sehingga biaya produksi dapat semakin kecil, selain itu cullet ini dapat memperkecil melting point dari pembuatan kaca, sehingga dapat  menghemat penggunaan bahan bakar. Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.


5.      Feldspar
Feldspar mempunyai rumus umum R2O. Al2O3.6SiO2, dimana R2O dapat berupa Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Feldspar ditemukan pada batuan beku, batuan erupsi dan metamorfosa, baik bersifat asam maupun basa. Feldspar mempunyai nilai kekesaran 6 – 6,5 skala Mosh, berat jenis 2,4 – 2,8, warna dari putih keabu-abuan, merah jambu, coklat, kuning dan hijau.
Sebagai sumber Al2O3, feldspar mempunyai banyak keunggulan dibanding produk lain, karena murah, murni, dan dapat dilebur. Dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca. Al2O3 sendiri digunakan hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar juga merupakan sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan aluminanya dapat menurunkan melting point kaca dan memperlambat terjadinya devitrifikasi. Mutu feldspar ditentukan oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relatif tinggi diatas 6%, oksida Fe2O3 dan TiO2. Feldspar mengandung 72 % SiO2, 12 %Al2O3, 8 % K 2O dan 2 % Fe2O3.
6.      Borax
Borax adalah bahan campuran yang menambahkan Na2O dan boron oksida kepada kaca. Walaupun jarang dipakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran, boraks sekarang banyak digunakan didalam berbagai jenis kaca pengemas. Ada pula kaca borat berindeks tinggi yang mempunyai nilai dispersi lebih rendah dan indeks refraksi lebih tinggi dari semua kaca yang telah dikenal. Kaca ini banyak digunakan sebagai kaca optik. Disamping daya fluksnya yang kuat, boraks tidak saja bersifat menurunkan koefisien ekspansi tetapi juga menungkatkan ketahanannya terhadap aksi kimia. Asam borat digunakan dalam tumpak yang memerlukan hanya sedikit alkali.

Selain bahan utama, terdapat pula bahan penunjang lainnya, yaitu bahan stabilizer, refining agent (penghilang gelembung), penghilang warna, pewarna, dan opacifiers. Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di dalam air, tahan terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain yang terdapat di atmosfer. Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri gelas adalah:
1.      Kalsium Karbonat atau Limestone, membuat produk akhir menjadi tidak larut di dalam air.
2.      Barium Karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
3.      Timbal Oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki indeks bias yang tinggi.
4.      Seng Oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak, memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.
5.      Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3 dan nama mineralnya adalah alumina. Disini alumunium oksida berfungsi untuk meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik dan ketahanan terhadp bahan kimia.
6.      Salt cake yang mengandung 99% Na2SO4 berfungsi sebagai fining agent, bahan pemurni kaca dari bubble. Salt cake berbentuk serbuk halus danmerupakan sumber Na2O dan SO2. Sulfat ini harus dipakai bersama karbon agar tereduksi menjadi sulfite.
7.      Arsen trioksida dapat pula ditambahkan untuk menghilangkan gelombang-gelombang dalam kaca.
8.      Nitrat, baik dari natrium maupun kalium digunakan untuk mengoksidasi besi sehingga tidak terlalu kelihatan pada kaca produk. Kalium nitrat atau karbonat digunakan pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi, dan kaca optik. Sodium Nitrate adalah sumber Na2 dan mencegah terbentuknya NiS padakaca. Adanya NiS pada kaca akan menyebabkan kaca pecah secara tiba-tiba.
9.      Blok refraktori untuk industri kaca dikembangkan khusus berhubung dengan kondisi yang hebat yang harus dialami dalam penggunaannya. Zirkon, alumina, mulit (mullite), mulit aluminasinter dan zirkonia alumina-silika, alumina, krom-alumina elektrokast banyak digunakan sebagai refraktor pada tangki kaca.
10.  Mangan dioksida (MnO2), logam Selenium (Se), atau nikel oksida (NiO) merupakan bahan penghilang warna (decolorant) yang dapat menghilangkan warna karena kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan baku.
11.  Bahan pewarna dalam kaca / gelas adalah oksida dari unsur transisi, terutama golongan pertama Tc, V, Ca, Mn, Fe, Co, Ni, dan Cu. Warnanya dihasilkan dari absorbsi cahaya frekuensi tertentu. Contoh NiO akan memberikan warna coklat pada larutan natrium-timb,al, dan menghasilkan heliotrope dalam kaca potas. Krom oksida akan memberikan warna yang berkisar dari hijau sampai jingga.

B.       Proses Pembuatan Kaca
Adapun proses pembuatan kaca secara umum, antara lain:
1.      Dapatkan pasir silika dengan jumlah yang cukup
Juga disebut pasir kuarsa, pasir silika adalah bahan utama dalam pembuatan kaca. Kaca tanpa kotoran besi dicari untuk potongan kaca bening, seperti besi akan menyebabkan kaca muncul kehijauan ketika hadir.
Jika tidak mungkin untuk menemukan pasir cukup bebas dari kotoran besi, efek tinting mereka dapat diatasi dengan menambahkan sejumlah kecil mangan dioksida.

2.      Tambahkan natrium karbonat dan kalsium oksida ke pasir
Natrium karbonat, atau soda, menurunkan suhu yang diperlukan untuk membuat kaca komersial. Namun, memungkinkan air untuk melewati kaca, sehingga kalsium oksida, atau jeruk nipis, ditambahkan untuk meniadakan properti ini. Oksida magnesium dan / atau aluminium juga dapat ditambahkan untuk membuat kaca lebih tahan lama. Umumnya, aditif ini mengambil tidak lebih dari 26 sampai 30 persen dari campuran kaca.
3.      Tambahkan bahan kimia lainnya untuk memperbaiki kaca untuk tujuan yang akan digunakan.

Penambahan paling umum untuk kaca dekoratif memimpin oksida, yang memberikan kilauan dalam kristal gelas, serta kelembutan untuk membuatnya lebih mudah untuk memotong dan juga menurunkan titik leleh. Lensa kacamata mungkin berisi oksida lantanum karena sifat bias, sedangkan zat besi membantu kaca menyerap panas.
Memimpin kristal dapat berisi hingga 33 persen timah oksida, namun lebih oksida timah, semakin banyak keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kaca cair, begitu banyak memimpin pembuat kristal memilih kadar timbal kurang.



4.      Menambahkan bahan kimia untuk menghasilkan warna yang diinginkan di dalam gelas, jika ada.
Seperti disebutkan di atas, kotoran besi dalam pasir kuarsa membuat kaca dibuat dengan tampak kehijauan, sehingga besi oksida ditambahkan untuk meningkatkan warna kehijauan, seperti tembaga oksida. Senyawa sulfur menghasilkan kekuningan, kuning, kecoklatan atau warna bahkan kehitaman, tergantung pada berapa banyak karbon atau besi juga ditambahkan ke campuran.

5.      Tempatkan adonan ke dalam wadah tahan panas yang baik atau pemegang.


6.      Cairkan campuran menjadi cairan
Untuk gelas silika komersial, hal ini dilakukan dalam tungku berbahan bakar gas, sedangkan kacamata khusus dapat dibuat menggunakan melter listrik, tungku pot atau kiln.
Pasir kuarsa tanpa aditif menjadi kaca pada suhu 2.300 derajat Celsius (4.172 derajat Fahrenheit). Menambahkan natrium karbonat (soda) mengurangi suhu yang diperlukan untuk membuat kaca sampai 1.500 derajat Celsius (2.732 derajat Fahrenheit).

7.      Menyeragamkan dan menghilangkan gelembung dari gelas cair.
Ini berarti mengaduk campuran dengan ketebalan konsisten dan menambahkan bahan kimia seperti natrium sulfat, natrium klorida atau antimon oksida.




8.      Membentuk kaca cair
Membentuk kaca dapat dilakukan dalam salah satu dari beberapa cara:
Kaca cair dapat dituangkan ke dalam cetakan dan biarkan dingin. Metode ini digunakan oleh orang Mesir, dan juga berapa banyak lensa yang dibuat hari ini.
Sejumlah besar dari kaca cair dapat berkumpul di ujung tabung berongga, yang kemudian ditiupkan ke dalam sementara tabung dihidupkan. Gelas dibentuk oleh udara yang masuk ke tabung, gravitasi menarik pada kaca cair dan alat apapun glassblower menggunakan untuk bekerja gelas cair.
Kaca cair dapat dituangkan ke dalam bak timah cair untuk dukungan dan mengecam dengan nitrogen bertekanan untuk membentuk dan memolesnya. Kaca dibuat dengan metode ini disebut kaca mengapung, dan itu adalah bagaimana panel kaca telah dilakukan sejak 1950-an.

9.      Biarkan kaca dingin.

10.  Menstirilkan kaca untuk memperkuat itu.
Proses ini disebut annealing, dan menghapus semua titik stres yang mungkin telah terbentuk di kaca selama pendinginan. Setelah proses ini selesai, kaca kemudian dapat dilapisi, dilaminasi atau diperlakukan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan.
Sebuah proses terkait tempering, dimana kaca dibentuk dan dipoles ditempatkan dalam oven dipanaskan sampai setidaknya 600 derajat Celsius (1.112 derajat Fahrenheit) dan kemudian cepat-cooled ("dipadamkan") dengan ledakan udara pada tekanan tinggi. Kaca pecah menjadi pecahan anil pada 6.000 pound per square inch (psi), sedangkan istirahat kaca tempered menjadi potongan-potongan kecil di tidak kurang dari 10.000 psi dan biasanya sekitar 24.000 psi.

C.      Penggunaan Kaca dalam Kehidupan Sehari-hari
Kaca dalam kehidupan sehari-hari tentulah banyak kita jumpai di sekitar kita. Kaca termasuk dari salah satu produk industri kimia yaitu gabungan dari berbagai oksida anorganik dan memiliki sifat tidak mudah menguap.
Pada umumnya, kaca digunakan pada jendela rumah karena sifatnya tembus pandang, sehingga kita dapat memperhatikan pemandangan luar rumah dari dalam rumah. Selain itu, peralatan-peralatan rumah tangga juga banyak terbuat dari kaca seperti gelas, piring, dan meja makan.
Bentuk kaca bermacam-macam, ada yang berbentuk seperti lempeng kaca. Fungsi lempeng kaca sangat bervariasi dan dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai sebagai peralatan penunjang.
a.       Lempeng kaca yang pipih dan tipis bentuknya dapat digunakan dan dibentuk sebagai peralatan yang digunakan dalam laboratorium.
b.      Lempeng kaca dapat dibentuk menjadi cermin.
c.       Bentuk lempeng kaca yang tembus pandang juga digunakan untuk kaca jendela dan kaca pintu.

D.      Keuntungan dan Kerugian dari Penggunaan Kaca Pada Konstruki Bangunan
Adapun keuntungan penggunaan kaca pada konstruksi bangunan, antara lain:
1.      Sangat baik ketahanan abrasi
2.      Tahan terhadap bahan kimia, pelarut, minyak, gemuk
3.      Tidak ada masalah degradasi UV
4.      Stabil pada rentang suhu yang lebar
5.      Mudah dibersihkan
6.      Lama hidup produk.     
7.      Penggunaan kaca dalam pekerjaan konstruksi untuk menambah keindahan bangunan.
8.      Penggunaannya memenuhi pandangan arsitektur untuk dekorasi eksternal.
9.      Dengan menggunakan gelas kaca di pedalaman, menghemat ruang di dalam gedung.
10.  Kaca cladding di gedung memenuhi kebutuhan fungsional pencahayaan, retensi panas dan hemat energi.
11.  Penggunaannya muncul rasa keterbukaan dan harmonis.
12.  Sebagai kaca dikeraskan tersedia, seseorang dapat memiliki desain interior yang baik dengan penggunaan kaca di tangga transparan, rak berwarna, langit-langit dll
13.  Kaca merupakan bahan yang sangat baik untuk isolasi termal, pemeriksaan air dan konservasi energi.
14.  Kaca merupakan konduktor panas yang buruk; menghemat energi di AC bangunan.
15.  Untuk membuat partisi kaca di lantai atas, tidak ada desain ekstra diperlukan untuk slab seperti kaca ini ringan.

Sedangkan kekurangan dari penggunaan kaca pada konstruksi bangunan, antara lain:
1.      Sebagai kaca adalah bahan yang sangat mahal, mungkin meningkatkan biaya dianggarkan dari pekerjaan konstruksi.
2.      Penggunaannya di daerah perbukitan dan padang pasir dapat menyebabkan biaya perawatan lebih. 
3.      Kaca juga tidak aman untuk daerah gempa.
4.      Penggunaan kaca juga meningkatkan biaya keamanan. 

























BAB III
                                                         PENUTUP
A.      Kesimpulan
Kaca atau gelas ialah produk yang amorf dan bening dengan kekerasan dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh. Kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Proses pembuatan kaca adalah pencampuran bahan baku, peleburan kaca (melting), pembentukan kaca (drawing), pemotongan kaca, dan pengepakkan kaca.

B.       Saran
Dengan adanya perusahaan pembuatan kaca dan semakin majunya alat yang di cipatakan para insinyur maka sudah pasti akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi para penganggur yang ada di sekeliling perusahaan  tersebut, dan juga dapat bermanfaat bagi orang-orang sipil atau para arsitek dalam mengembangkan suatu ide dalam perancangan bangunan. Dan dapat pula berguna bagi perusahaan otomotif karena kaca sekarang tidak hanya sebagi kaca hiasan tetapi juga sebagai kaca pelindung.

Namun, dengan makin besarnya perusahaan kaca ini maka akan sangat menganggu lingkungan karena proses pembuatan kaca ini pasti mempunyai limbah yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia dan juga hewan yang ada di sekitarnya. Sudah tentu semua ekosistem kana berubah baik dari struktur tanah ataupun air, tetapi ini tidak langsung terjadi sangat cepat tetapi secara berlahan-lahan. Oleh karena itu, industri kaca ini juga harus memperhatikan lingkungan sekitar dengan meminimalisir dampak negatif dari limbah yang dihasilkan.

Share this

0 Comment to "Makalah Teknologi Bahan Konstruksi : Kaca"

Posting Komentar